OTW Gunung Kuta 1050mdpl, Part I
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum wr.wb.
GUNUNG KUTA 1050mdpl,Hari lebaran bagi kebanyakan orang mempunyai makna sebagai hari dimana waktunya berkumpul bersama keluarga besar sehingga kita bisa bersilaturahmi setelah sekian lama tidak berjumpa dan bermaaf - maafan. Namun biasanya acara berkumpul bersama keluarga tidak berlangsung lama berkisar 2 - 4 hari. Nah setelah itu biasanya keluarga kecil kita mengadakan acara berlibur lebih - lebih yang masih muda, mereka akan lebih giat untuk acara berlibur seperti main ke pantai, gunung maupun yang lainnya. Yakkk saya pun sama, maka dari itu saya akan sedikit menceritakan pengalaman saya sewaktu libur lebaran kemarin.
Sebelum lanjut ke cerita saya ingin mengucapkan, Minal aidzin wal Faidzin. Saya memohon dibukakan pintu maaf yang seluas - luasnya jika saya mempunyai salah.
Minggu 17 Mei 2021 saya bersama teman saya mengadakan perjalanan ke sebuah gunung yang berada di Sukamulya Jonggol, gunung ini sendiri tidak terlalu tinggi hanya sekitaran 1050mdpl jadi cocok banget buat pemula. Ohh iya panggil aja temen saya ini botak walaupun sebenarnya rambutnya tidak botak.
Kami memulai perjalanan dari kediaman saya di Bekasi. Ohh iya pada awalnya perjalanan ini diikuti oleh 3 orang ( saya, botak dan Fadil ) namun karena Fadil berhalangan ( pengen main warnet ) menyebabkan dia mengurungkan niatnya untuk ikut pergi bersama. Perjalanan dimulai pukul 7:30 yang mana awalnya direncanakan pukul 6:30 sudah berangkat, tapi apalah daya magnet kasur yang begitu kuat memaksa kami untuk berleha - lega terlebih dahulu. Perjalanan dari rumah pun tidak langsung terfokus ke tujuan, melainkan kami sedikit melipir ke pinggir jalan karena bubur ayam yang terus memanggil - manggil kami untuk dimasukkan kedalam lambung yang sedang kosong seperti dompet saya sekarang ini.
Setelah lambung ini terasa berat maka kami pun melanjutkan perjalanan. Kranji - Galaxy - Jatiasih - Narogong - Cileungsi kami lalui dengan Senda gurau, curhat bahkan ghibahan yang sungguh menyenangkan hati. Sampai tiba di pasar Citeureup, saya memutuskan untuk mengambil jalan raya tajur. Perghibahan pun dimulai kembali. Setelah beberapa menit ghibah di jalur perbukitan yang naik turun, akhirnya kamipun sampai di pertigaan Kantor Desa Cibadak. Disini kami mengambil jalur ke kanan yang sedikit menanjak ( sedikit saran, setelah sampai sini alangkah baiknya jalan agak perlahan karena kita akan memasuki gang kecil yang mana didepan gang itu ada papan petunjuk ke beberapa tempat wisata disana ). Setelah kurang lebih 1km kami pun tiba di gang yang saya maksud diatas.
Oke saya pun akhirnya memasuki gang tersebut. Namun alangkah terkejutnya saya seperti mendengar berita kenaikan gaji, di depan saya banyak bapack - bapack berdiri mengenakan seragam loreng oranye. Apa anda bisa menebak apa yang akan dilakukan bapack - bapack itu? Yakkk mereka minta uang sebesar 5ribu rupiah, yang katanya buat perbaikan jalan. Oke kami tak mempermasalahkan itu selagi tujuannya baik.
Selepas dari bapack tadi jalan menanjak menanti kami yang mengharuskan saya membejeg gas motor saya lebih dan lebih dalam lagi. Apa motor saya kuat? Oowww tentua kuat dong,,, tentu kuat walaupun motor yang saya gunakan Beat. Kenapa? Yaa tentu karna Beat saya kirimannya full CLD dengan roller ukuran 9 gram dipadu per cvt CLD 1500 rpm. Dan dengan angkuhnya saya melewati PCX, Vario, Mio bahkan sesama Beat saat berada di tanjakan yang cukup suram ( maaf maksud saya curam ).
Cerita saya skip. Akhirnya kami pun sampai di Basecamp Kuta yang berbentuk rumah warga. Nah disana kami melakukan registrasi dan membayar tiket masuk ( bukan simaksi ya Kaka ) karena kawasan tersebut tidak termasuk kawasan konservasi. Kami pun dipalak 20 ribu rupiah perorang dan parkir motor 10 ribu rupiah. Dengan berbekal Bismillah dan cemilan yang secukupnya kami memulai pendakian.
Lanjut Part II
Akhirnya posting ttg gunung lagi, lanjutkan
ReplyDeleteHehe abisnya baru ini lagi nanjak
Delete